Powered By Blogger

Cari Blog Ini

Minggu, 25 September 2011

Paragraf Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi dan Persuasi, Persuasi :)



I.                    Paragraf Narasi

 Paragraf Narasi adalah paragraf yang menceritakan tentang suatu cerita, ciri-cirinya paragraf ini punya alur maju maupun alur mundur.

Tongkat Ular Nabi Musa

                Allah mengutus Nabi Musa untuk berdakwah kepada penduduk Mesir. Saat itu Mesir diperintah oleh seorang raja bernama Fir’aun.
                Nabi Musa mengajak Fir’aun dan seluruh rakyat Mesir agar menyembah Allah SWT. Namun, Fir’aun menolak dengan keras. Fir’aun yang mengaku tuhan murka hingga mengancam akan memenjarakan Nabi Musa jika tidak mau menyembah dirinya.
                “Apakah engkau akan memenjarakan aku meskipun aku mendatangkan bukti yang nyata bagimu?” ujar Nabi Musa.
                “Tunjukkanlah bukti itu kepadaku,” tantang Fir’aun.
                Mendengar tantangan itu, Nabi Musa segera melampar tongkatnya. Tongkat tersebut pun berubah menjadi ular yang besar. Lalu, Nabi Musa mengeluarkan tangannya dari balik bajunya. Tiba- tiba, muncul cahaya terang dari kedua telapak tangannya.
                Sayangnya, sifat sombong telah mengalahkan akal sehat Fir’aun. Nabi Musa dituduh sebagai tukang sihir. Bahkan, ia menantang Nabi Musa untuk melawan para tukang sihir istana kerajaannya. Nabi Musa menerima tantangan itu.
                Hari pertandingan pun tiba. Fir’aun memerintahkan para tukang sihirnya untuk menunjukkan kesaktiannya kepada Nabi Musa.
                Kemudian, Musa berkata kepada para tukang sihir tersebut, “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan!”
                Lalu, para tukang sihir itu melemparkan tongkat-tongkat mereka. Seketika itu juga, tongkat-tongkat mereka berubah menjadi ular. Ular-ular itu merayap mendekati Nabi Musa.
                Saat itu Allah SWT memerintahkan Nabi Musa agar melemparkan tongkatnya. Nabi Musa langsung melemparkan tongkatnya. Lalu, tongkat tersebut berubah menjadi ular besar dan memakan ular-ular kecil yang merupakan jelmaan dari tongkat para tukang sihir Fir’aun.
                Para tukang sihir takjub melihat mukjizat Nabi Musa. Akhirnya, mereka menyatakan diri bertaubat dan beriman kepada Allah SWT.
                Tentu saja hal ini membuat Fir’aun sangat marah. Akhirnya, ia mengancam akan menjatuhi hukuman mati untuk para tukang sihirnya. Namun, mereka tidak takut dan telah siap dengan segala resikonya.

Tema : Mukjizat Nabi Musa.
Topik : Mukjizat Nabi Musa mengalahkan para tukang sihir Fir’aun.

II.                  Paragraf Argumentasi

Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang bersifat mengajak dan mengandung unsur opini penulis. sifatnya sama sepeti paragraf Persuasi, hanya bedanya, paragraf argumentasi selalu bersifat mengajak yang positif.

Musik Itu Kehidupan

                Musik memang terasa sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Musik, tidak kenal usia, mulai dari yang anak-anak sampai nenek-kakek kita pun biasanya suka mendengarkan musik.
                Mungkin ada sebagian orang yang enggak sampai kecanduan musik, tetapi rasanya enggak ada seorang pun yang nggak suka mendengarkan musik. Bahkan, musik itu bisa mewakili atau menjadi jendela bagi perasaan seseorang.
                Contohnya, saat kita lagi didera rasa marah yang meledak-ledak, musik apa yang kiranya bisa menjadi “pelampiasan” perasaan itu. Seseorang bisa memilih musik rock yang meledak-ledak untuk menggambarkannya perasaannya. Ada rasa lega, setelah mendengarkan musik itu.
                Contoh lainnya, saat orang lagi sedih. Dia bisa memilih lagu slow rock atau bahkan musik dengan lirik mendayu-dayu untuk mengiringi air matanya. Musik bisa menjadi pengantar rasa sedihnya, hingga dia bisa kembali”normal”.
                Teman-teman pasti pernah kan nonton film musik? Salah satu contohnya High School Musikal. Disitu jelas banget, bagaimana lewat musik, seseorang bisa mengutarakan apa yang dia rasakan, pikirkan, dan inginkan.
                Malihat beberapa contoh itu, boleh dikatakan kalau setiap orang itu sebenarnya membutuhkan musik. Bayangkan kalau ditengah kemacetan Jakarta, misalnya, kita tidak ditemani musik. Aduh, pasti bete abis.
                Itulah beberapa alasan mengapa musik seakan tidak ada matinya dari zaman nenek-kakek kita dulu, sampai sekarang. Musik, selain menghibur, menggambarkan perasaan kita, juga bisa menjadi “obat” buat seseorang.

Universal
                Musik juga menjadi bahasa universal. Musik bisa dating dari mana saja di belahan bumi ini, dengan tetap bisa dinikmati orang dimanapun dia berada. Musik seakan tak punya batas Negara. Negeri tercinta, Indonesia, pun punya berbagai jenis musik, mulai tradisional sampai modern.
                Omong-omong soal musik, perkembangan musik di Indonesia nggak kalah lho kualitasnya dari dari musik Barat misalnya. Apalagi, dibanding dengan zaman dahulu kala, sekarang ini ruang untuk kita bereksplorasi di dunia musik terbuka lebar.
                Buktinya, banyak band baru bermunculan dan masing-masing mengusung konsep terbarunya. Dalam industry musik pun, Indonesia punya banyak jenis musik dengan warna yang unik, mulai dari keroncong, campursari, malayu, jazz, rock, blues, sampai punk.
                Jadi, sebenarnya kita nggak perlu minder kalau memang menyukai musik bangsa kita sendiri. Sebab, Indonesia terbukti punya warna musik yang begitu beragam, dan patut dibanggakan. Kita nggak perlu belagak menyukai musik Barat, cuma biar dibilang gaul.
                Akan lebih sedih kalau ada anak muda yang malah membentuk perkumpulan haters untuk musik Indonesia. Itu berarti kita nggak menghargai musik negeri sendiri.
                Memang sih, nggak salah buat anak muda yang pengin menikmati musik dari luar negeri. Tetapi alangkah baiknya kalau kita mau ikut langsung berperan mengembangkan musik bangsa sendiri. Dengan demikian, pengetahuan musik kita akan lebih kaya.

Tema : Musik bagi kehidupan semua orang
Topik : Musik bagi kehidupan semua orang dan perkembangannya di Indonesia








III.                Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang berisi tentang suatu proses. ciri-cirinya, paragraf eksposisi ada poin- poinnya, atau tahapan- tahapan.

Menulis Yuk Menulis

Berkali-kali mengirim naskah ke redaksi sebuah majalah, tetapi tak kunjung dimuat? Kita pasti kecewa, sedih, dan penasaran. Tak jarang hal tersebut membuat kita patah arang dan ujung-ujungnya malas mencoba.
Pendapat seperti itu, diakui atau tidak, berkecamuk di dalam benak kita yang pernah mengirim naskah, gambar atau puisi.
Untuk bisa menulis dan dimuat memang membutuhkan kesabaran. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar kita punya daya juang itu?

1.       Tetap semangat karena kegagalan naskah kita bukan karena jelek. Redaksi sebuah majalah, atau koran, tentu menerima banyak sekali naskah, bukan hanya darimu saja. Dari sekian rarus naskah, yang masuk tentu pasti banyak yang bagus. Namun karena keterbatasan halaman, naskah-naskah bagus tersebut harus rela mengantre atau bahkan tidak dimuat.
2.       Belajar dari naskah yang sudah dimuat. Seperti apa keinginan redaktur perihal gaya tulisan.
Coba perhatikan, bagaimana rasa kata, gaya bahasanya, isi naskah, dan tidak lupa sisi aktualitasnya.
Sangat mungkin dari proses mengidentifikasi karya itu kita bisa menemukan selera redaktur media bersangkutan.
3.       Pilih rubrik yang sesuai. Jika kamu tergolong pandai menulis puisi, jangan buru-buru mengejar rubric lain, seperti cerpen atau lainnya.
Kuasai dulu sampai benar-benar lancar pada rubric tertentu. Setelah itu, baru bisa berekspresi ke rubrik lain.
4.       Bentuk kelab menulis. Dengan wadah sebuah kelab menulis, kamu bakal memperoleh motivasi. Pasalnya, jika ada satu orang yang dimuat, pasti akan membuat yang lain merasa terpacu untuk mengikuti jejaknya. Dari pertemuan dengan teman berhobi sama, bisa terlontar ide menarik. Tak ada salahnya sesekali mengundang narasumber yang berkompoten untuk ngobrol alias diskusi kepenulisan di komunitasmu.
5.       Terus berlatih. Latihan menulis sangat penting artinya dalam mengasah kemampuan kita dalam hal apa pun. Tak terkecuali kemampuan menulis. Otot, ingatan, dan kemampuan akan kian terasah. Misalnya, bagaimana kita menemukan ide, menobservasi, baru mengemas menjadi sebuah naskah yang enak dibaca. Itu semua dibutuhkan latihan terus-menerus.

Menulislah terus, dimuat atau tidak, tetaplah menulis. Menulis itu juga mengasah dalam menuangkan ide dengan jelas dan teratur.
Semakin sering kita menulis, semakin banyak ide yang bermunculan dari otak kita. Kita menjadi semakin kreatif. Kebiasaan menulis itu biasanya diiringi dengan kesenangan membaca.
Jadi, kita baru sekali-dua kali gagal dimuat bukan berarti semuanya telah usai. Usaha terus ya, Jangan pernah patah arang!

Tema : Tips dalam menulis
Topik : Tips menulis naskah rubrik majalah dengan baik





IV.                Paragraf Deskripsi

Paragraf Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan tentang sesuatu, sehingga pembaca bisa merasakan, dan melihat apa yang ditulis oleh penulis.

Sepuluh Murid Baru

                Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang rindang meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua tangannya tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting : hari pertama masuk SD.
                Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kusen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A. Harfan Efendy Noor, sang kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A. Muslimah Hafsari atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum.
                Namun, senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnya tegang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-anak di bangku panjang. Ia begitu khawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk ke pelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputar hidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng-moreng seperti pemeran emban bagi permaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kampung kami.

Tema : Hari pertama masuk Sekolah Dasar
Topik : Suasana hari pertama masuk SD

V.                  Paragraf Persuasi

Legenda Silverstone

                Menyusuri puteran demi putaran sirkuit balap Silverstone, terbayang betapa besarnya tantangan yang harus dihadapi para pebalap. Tak heran jika Silverstone menjadi sirkuit penting yang harus ditaklukkan pebalap. Jika tak sanggup, maka belumlah menjadi pebalap sejati.
                Dengan menggunakan mobil Alfa Romeo, Kompas berkesempatan berkeliling putaran balap, akhir Juli lalu. Benyaknya tikungan tajam menukik menjadi cirri khas Silverstone.
                “Bagi kami pebalap, Silverstone menjadi parameter penting. Setiap pebalap harus merasakan Silverstone,” kata Alex Lowes (21), pebalap tim Castrol-Honda, di sela-sela persiapan World Superbike di Silverstone, Inggris.
                Silverstone terletak di daerah Northamptonshire. Dari kota London, Silverstone bisa ditempuh menggunakan kereta sekitar satu jam. Silverstone digunakan untuk balapan motor dan mobil. Panjang sirkuitnya 5,9 kilometer dan lebar trek 17 meter.
                Silverstone merupakan sirkuit tertua di Inggris. Awalnya Silverstone adalah lapangan terbang Inggris saat Perang Dunia II. Setelah perang berakhir pada tahun 1945, Pemerintah Inggris membiarkan lapangan itu begitu saja. Sebuah perusahaan otomotif, The Royal Automobile Club, akhirnya mengambil alih dan mengelolanya.
                Bagi mereka Silverstone sangat strategis dan potensial untuk dikembangkan menjadi arena balap. Tahun 1948, The Royal Automobile Club berhasil mengakuisisi setelah melobi pemerintah. Begitu akuisisi, mereka langsung menggelar grand prix pada bulan Oktober 1948.
                Berbagai renovasi dilakukan oleh pengelola. Renovasi terakhir dilakukan tahun 2010. Beberapa fasilitas yang dibangun diantaranya 41 garasi, sarana pengawasan balap dan podium, tempat pertemuan, pusat media, dan anjungan baru penonton. Total biayanya mencapai Rp 378 miliar.
                Silverstone berada sekitar 70 kilometer dari kota London. Dari London, pengunjung bisa menggunakan kereta dengan biaya 12 pucdsterling (sekitar Rp 150.000).
                Sekitar sirkuit merupakan lading gandum yang subur. Hanya ada satu hotel besar di dekat sirkuit tersebut, yakni Hotel Whittleburry. Setiap kali balapan tiba, di hotel inilah para pebalap menginap. Tarifnya sekitar Rp 2,2 juta per hari.
                Untuk bisa menikmati adu balap di Silverstone, pengunjung merogok kocek sekitar Rp 300.000. Kapasitas pengunjung mencapai ribuan orang.
                Di Inggris, peminat adu balap, baik motor maupun mobil, cukup banyak. Saat balapan World Superbike digelar tanggal 31 Agustus lalu, misalnya, ribuan motor pengunjung memenuhi arena parker Silverstone.
                Mereka kebanyakan adalah kalangan pecinta motor dan adu balap. Mereka dating dengan aksesori berkendara lengkap, seperti jaket, sepatu, dan kacamata. Penasaran dengan Silverstone, dating dan rasakan sensasinya…

Tema : Sirkuit Silverstone, sirkuit legenda di Inggris
Topik : Sensasi Sirkuit legenda Silverstone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar