Cewek naksir cowok? Wajar nggak sih? Trus,
gimana pelampiasannya? Minta dipacarin? Eit…tunggu dulu. Jangan terburu nafsu,
Non! Simak abis dulu yang satu ini, baru menentukan tindakan. Setuju?
Kalau cowok naksir cewek, trus ngajak pacaran, itu sih udah
jamak bin umum banget. Soalnya kaum Adam emang dianggap berhak duluan
menyatakan perasaannya. Cewek naksir cowok, sebetulnya juga udah relatif biasa.
Apalagi di jaman pergaulan sekuler kayak sekarang. Tapi, kalau menyatakan
perasaan duluan, sampai minta dipacarin, nah, itu masih jadi gontok-gontokan.
Ada yang bilang itu sih amit-amit. Tapi, banyak juga kok yang setuju. Bingung?
Kita tanya yuk pendapat kawan-kawan Permata.
Listia, gadis sweet seventeen ini mengatakan,
sah-sah aja cewek naksir cowok, lalu menyatakan perasaannya duluan. “Sekarang
kan jamannya udah beda. Udah emansipasi dong! Jadi nggak hanya cowok yang boleh
ngomong cinta duluan, cewek juga boleh kok, asal kagak malu aja,” begitu Tia -sapaan
beken di kalangan gengnya-beralasan. Meski tanpa menyertakan dalil, apalagi
hasil survey seperti kuis Family 100, Tia meyakinkan bahwa banyak
temen-temennya yang menganut ‘aliran’ itu.? Termasuk kamu dong? ”Lha, iyalah!
Saya kan pelopornya boo…,” ujarnya bangga. (Pantesan gacoannya banyak banget.
Di kelas punya pacar, tetangga juga ada, di pasar, di pinggir jalan, di emper
toko, bahkan tukang siomay jadi korbannya).
Desma, pelajar SMU di Bogor punya pandangan sedikit beda.
Doi sih nggak memungkiri kalau cewek bisa jatuh hati duluan ama cowok. Namanya
juga punya ati. Kalau ditekan, bisa makan hati dong! “Tapi kalau musti nyatain
perasaan duluan, itu sih kurang manis. Gengsi dong! Kesannya jadi kitanya yang agre (padahal
emang iya, kan?). Mending lewat perantara aja, misalnya bisa minta tolong temen
deket cowok itu buat nyelidiki, gimana perasaan dia,” ulasnya panjang dan
lebar.
Sambil membenarkan letak kacamata minusnya Desma
menambahkan, kalau cewek menyatakan perasaannya duluan, takutnya nanti malu. ”Iya
kalau cowok yang ditaksir juga punya perasaan sama, kalau nggak kan tengsin.
Namanya bertepuk sebelah tangan. Kecian kan…,”? cetusnya lagi.
Nah, bagaimana komentar Adela Susanti yang akrap dipanggil
Dela, mahasiswa perguruan tinggi negeri di Bogor? Katanya, punya perasaan sama
lawan jenis sih wajar. Suka, kagum, sampai naksir, lalu jatuh cinta, itu
bukaaaan basa basi. Cuman, jangan lantas perasaan itu dieksploitasi dengan
pacaran or minta dipacarin. Misalnya, mengutarakan kata hati pada si cowok,
lalu ngajak jalan bareng. ”Bukan begitu pelampiasan cinta,” kata Dela yang
ngaku pernah mutusin pacar-pacarnya gara-gara nggak mau pacaran ini (wah,
berapa banyak cowoknya?). Trus, gimana yang bener?
Jangan Rela Dipacari
Jatuh cinta, itu emang fitrah. Karena, berbarengan
penciptaan manusia, kita diberi anugerah gharizah nau’ (naluri
melestarikan jenis) yang salah satu manifestasinya adalah tertarik ama lawan
jenis. Manifestasi lainnya berupa rasa sayang pada ortu, rasa keibuan,
kebapakan, dll. So, kalau kamu naksir cowok, itu wajar. Malah aneh kalau kamu
naksir sesama jenis.
Nah, ketika tumbuh benih-benih ‘daun waru’ di hatimu, kamu
musti teliti. Apakah itu pertanda kamu udah siap menanggung konsekuensinya,
yakni married atau belum. Sebab konsekuensi agar kamu bisa deketan
ama cowok yang kamu cintai cuma satu, married. Nggak ada itu istilah pacaran.
Kenapa? Karena pada faktanya, aktivitas dalam pacaran banyak yang melanggar
aturan Islam.
Pertama, dalam pacaran pasti ada aktivitas pandang memandang
aurat, atau memandang disertai syahwat antar dua insan. Ini jelas melanggar
aturan Allah Swt agar gadhul bashar (lihat QS An-Nur: 30). Kalau
pacarannya pake jilbab dan ikhwannya pake koko lengkap plus pecinya, sambil
nunduk lagi, gimana? Ah, itu sih akal-akalan kamu aja!
Kedua, kalau kamu pacaran, berarti kamu bakal pergi
berdua-duaan alias mojok. bin khalwat. Padahal itu kan melanggar syara’. Nabi
bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh
baginya berkhalwat dengan wanita yang tidak bersama mahramnya. Karena
sesungguhnya yang ketiga diantara keduanya adalah setan” (HR Ahmad).
Ketiga, kamu pasti ada pembicaraan yang di luar masalah
muamalah alias masalah intim. Misalnya ngerumpiin soal perasaan masing-masing,
soal hobi, soal keluarga, dll. Padahal, interaksi laki-perempuan dibatasi
syara’ hanya untuk masalah muamalah seperti masalah jual beli, pendidikan,
pengurusan umat, dakwah, dll. Yah, kecuali kalau udahkhitbah, boleh tuh
ngomongin soal keluarga atau rencana pernikahan.
Keempat, kadang (atau sering?) pacaran itu disertai
aktivitas lebih berani seperti pegang-pegangan, raba-rabaan (copet kali!), pijit-pijitan,
ciuman atau yang lebih gawat sampai berzina. Istilahnya pacaran itu acapkali
melibatkan KNPI (Kissing, Necking, Petting, Intercourse – terjemahannya cari
sendiri ya!). Padahal Islam mewanti-wanti agar tidak mendekati zina, apalagi
sampai berzina.
Begitulah, naksir cowok bukan berarti melegalkan kamu buat
mencari terobosan agar bisa jalan bareng ama cowok itu. Jadi, kalau tuh cowok
ternyata juga naksir ama kamu, jangan malah seneng. Syair lagu Saden ‘Oh
senangnya, waktu kau tembak aku, langsung kujawab, iya… kau jadi pacarku’ itu
salah. Harusnya… iya…kau jadi suamiku (ceile…), gitu!
Lantas, kalau kamu belum siap terikat dalam pernikahan,
alihkan perasaanmu. Kendalikan gharizah nau’ kamu. Camkan dalam kamus
hidup kamu untuk tidak pacaran sebelum menikah. Bila syahwatmu muncul, misalnya
tiba-tiba kamu naksir sama someone special, alihkan pada kegiatan lain
yang lebih bernilai ibadah, silaturahim ke temen, ikut kegiatan yang positif
atau baca bacaan Islami (kayak majalah kesayanganmu ini he..he..). Kamu bisa
juga membentengi diri dengan shaum.
Oh, ya. Biar kaum Adam nggak gampang kepincut kamu, kamu
juga musti hati-hati bila punya pesona. Jangan diobral ke sana ke mari (Itu sih
namanya murahan, Non!). So, kalau kamu punya wajah manis kayak Katie Holmes,
body aduhai bak Pamela Anderson, senyum menawan layaknya Jeniffer Lopez atau
otak secerdik Betty La Fea, bersyukurlah. Tapi, cara mensyukurinya bukan dengan
menjadikannya sebagai magnet untuk menarik lawan jenis kamu. Jadi, jangan
sengaja menampakkan kelebihanmu itu. Misalnya dengan dandan menor (badut
kali!), pakai baju ketat (kayak bacang), pakai parfum yang baunya bikin para
cowok klepek-klepek, dll. Ingat kata pepatah, cinta itu datangnya dari mata
turun ke hati.
Kalau Cinta Jangan Marah
Trus, kalau naksir cowok itu wajar, meski pelampiasannya
bukan dengan pacaran, lalu gimana hukumnya kalau cewek menyatakan perasaan
duluan? Dalam konteks meminta untuk dinikahi -bukan buat dipacarin- maka Islam
membolehkannya. Jadi nggak usah ngeper meminta dikhitbah, kalau emang
udah siap married. Wong Ummul Mu’mininKhadijah aja, nggak jatuh
harga diri kok meminta Kanjeng Nabi Muhammad untuk menjadi suaminya.
Tapi, ini bukan masalah emansipasi, lho. But, dalam
Islam memang dibolehkan wanita meminta seseorang untuk menikahinya atau
mencarikan suami untuknya. Caranya, bisa minta tolong ama ortu kamu, atau
melalui perantara orang deketnya cowok or ikhwan idamanmu itu. Hanya saja,
jatuhnya khitbah tetap ada pada pihak kaum Adam. Maksudnya, kalau ada cowok
yang nggak mau ama kamu, meski udah cinta berat, ya nggak bisa dipaksakan teken
kontrak nikah. Jadi nggak usah pake pelet atau dukun segala.
Nah, kalau kamu dilanda cinta, naksir berat ama cowok,
jangan marah kalau nggak bisa mengekspresikannya dengan pacaran. Kalau siap married,
siapa takut. Tapi kalau belum siap married, yah jomblo aja lagi! Gimana? Yang
masih nggandeng pacar, siap mutusin, kan? Nggak apa-apa kok, jangan menangis
dong, Non![asri]
Jurus Hadapi Lawan Jenis
1. Jaga tingkah laku kamu, jangan suka menarik perhatian.
Misalnya, jangan suka jalan sendirian, apalagi jalannya lenggak-lenggok kayak
bus oleng di hadapan sekumpulan kaum adam. Jangan obral senyum manis ke
kanan-kiri (ntar dikira orgil), jangan bicara dengan suara merdu mendayu bak
penyanyi dangdut yang membuat cowok berpikiran ngeres (lihat QS Al-Ahzab: 33).
Jangan pula suka godain cowok. (idih, emangnya apaan). Biasanya, cowok jadi
suka ama cewekagre yang mampu menaikkan aliran desir darah mereka.
Ujung-ujungnya, mereka terpesona, naksir kamu, ngajak pacaran, dan seterusnya.
2. Bila ada yang menyatakan jatuh cintrong ama kamu, apalagi yang
berani terus terang mau macarin kamu, langsung aja katakan nggak rela…nggak
rela…!? Tegaskan, malah kalau perlu sertakan pula dalil-dalilnya (kalau nggak
hapal boleh awa? contekan, kok), bahwa kamu bukan penganut aliran pacaran,
termasuk pacaran Islami (emang ada?), apalagi backstreet. Kalau kamu mau,
tantang aja si dia buat mengkhitbah or menikahi kamu. Itu sih kalau kamu emang
udah siap lahir batin buat married. Kalau nggak, tinggalin aja. (Kasihan deh
loo…)
3. Jangan pernah menyalakan lampu hijau. Maksudnya, tak
usahlah ngasih harapan pada cowok-cowok yang ada hati sama kamu. Itu hanya akan
membuat mereka tambah semangat empat lima buat ndeketin kamu. Bisa-bisa,
pertahanan yang kamu buat capek-capek ambrol karena godaan ‘syetan’ yang
dahsyat.
4. Jangan mudah kepincut rayuan gombal atau pujian
romantisme para cowok. Biarpun yang merayu itu nggak kalah cute dari
Justin Timberlake, atau kata-katanya seromantis lagu-lagu Dewa, nggak usah
tergiur. Nggak sedikit cowok tipe perayu yang hanya mau macarin kamu karena
menginginkan kenikmatan sesaat dari tubuhmu. Jadi, jangan coba-coba beri
kesempatan.
5. Jangan mudah kagum and simpati berlebihan ama
cowok. Misalnya sama ketua kelasmu, bintang kelasmu -tentunya yang cowok–, atau
jangan-jangan sama gurumu. Bahaya! Soalnya, dari kagum dan simpati itulah
biasanya benih-benih asmara bisa muncul. So, jangan tiru gadis penakluk yang
jatuh hati sama gurunya itu, ya!
6. Jangan tergoda teman-temanmu yang penganut aliran
pacaran. Kalau kamu diledekin karena masih jomblo, sabar aja. Dakwahi aja teman-temanmu
itu bahwa yang namanya pacaran itu kagak bener. Kalau perlu, sampai mereka
putus pacaran. Jadi, mereka yang harus ikut ‘aliran’ kamu, bukan kamu yang
terbawa arus pergaulan bebas mereka. Oke?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar