I.
Paragraf Narasi
Tongkat Ular Nabi Musa
Allah mengutus
Nabi Musa untuk berdakwah kepada penduduk Mesir. Saat itu Mesir diperintah oleh
seorang raja bernama Fir’aun.
Nabi Musa mengajak
Fir’aun dan seluruh rakyat Mesir agar menyembah Allah SWT. Namun, Fir’aun
menolak dengan keras. Fir’aun yang mengaku tuhan murka hingga mengancam akan
memenjarakan Nabi Musa jika tidak mau menyembah dirinya.
“Apakah engkau
akan memenjarakan aku meskipun aku mendatangkan bukti yang nyata bagimu?” ujar
Nabi Musa.
“Tunjukkanlah
bukti itu kepadaku,” tantang Fir’aun.
Mendengar
tantangan itu, Nabi Musa segera melampar tongkatnya. Tongkat tersebut pun
berubah menjadi ular yang besar. Lalu, Nabi Musa mengeluarkan tangannya dari
balik bajunya. Tiba- tiba, muncul cahaya terang dari kedua telapak tangannya.
Sayangnya, sifat
sombong telah mengalahkan akal sehat Fir’aun. Nabi Musa dituduh sebagai tukang
sihir. Bahkan, ia menantang Nabi Musa untuk melawan para tukang sihir istana
kerajaannya. Nabi Musa menerima tantangan itu.
Hari pertandingan
pun tiba. Fir’aun memerintahkan para tukang sihirnya untuk menunjukkan
kesaktiannya kepada Nabi Musa.
Kemudian, Musa
berkata kepada para tukang sihir tersebut, “Lemparkanlah apa yang hendak kamu
lemparkan!”
Lalu, para tukang
sihir itu melemparkan tongkat-tongkat mereka. Seketika itu juga,
tongkat-tongkat mereka berubah menjadi ular. Ular-ular itu merayap mendekati
Nabi Musa.
Saat itu Allah SWT
memerintahkan Nabi Musa agar melemparkan tongkatnya. Nabi Musa langsung
melemparkan tongkatnya. Lalu, tongkat tersebut berubah menjadi ular besar dan
memakan ular-ular kecil yang merupakan jelmaan dari tongkat para tukang sihir
Fir’aun.
Para tukang sihir
takjub melihat mukjizat Nabi Musa. Akhirnya, mereka menyatakan diri bertaubat
dan beriman kepada Allah SWT.
Tentu saja hal ini
membuat Fir’aun sangat marah. Akhirnya, ia mengancam akan menjatuhi hukuman
mati untuk para tukang sihirnya. Namun, mereka tidak takut dan telah siap
dengan segala resikonya.
Tema : Mukjizat Nabi Musa.
Topik : Mukjizat Nabi Musa mengalahkan para
tukang sihir Fir’aun.
II.
Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah paragraf yang bersifat mengajak dan mengandung unsur opini penulis. sifatnya sama sepeti paragraf Persuasi, hanya bedanya, paragraf argumentasi selalu bersifat mengajak yang positif.
Musik Itu Kehidupan
Musik memang
terasa sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Musik, tidak kenal
usia, mulai dari yang anak-anak sampai nenek-kakek kita pun biasanya suka
mendengarkan musik.
Mungkin ada
sebagian orang yang enggak sampai
kecanduan musik, tetapi rasanya enggak
ada seorang pun yang nggak suka
mendengarkan musik. Bahkan, musik itu bisa mewakili atau menjadi jendela bagi
perasaan seseorang.
Contohnya, saat
kita lagi didera rasa marah yang meledak-ledak, musik apa yang kiranya bisa
menjadi “pelampiasan” perasaan itu. Seseorang bisa memilih musik rock yang
meledak-ledak untuk menggambarkannya perasaannya. Ada rasa lega, setelah
mendengarkan musik itu.
Contoh lainnya,
saat orang lagi sedih. Dia bisa memilih lagu slow rock atau bahkan musik dengan
lirik mendayu-dayu untuk mengiringi air matanya. Musik bisa menjadi pengantar
rasa sedihnya, hingga dia bisa kembali”normal”.
Teman-teman pasti
pernah kan nonton film musik? Salah
satu contohnya High School Musikal. Disitu
jelas banget, bagaimana lewat musik, seseorang bisa mengutarakan apa yang dia
rasakan, pikirkan, dan inginkan.
Malihat beberapa
contoh itu, boleh dikatakan kalau setiap orang itu sebenarnya membutuhkan musik.
Bayangkan kalau ditengah kemacetan Jakarta, misalnya, kita tidak ditemani musik.
Aduh, pasti bete abis.
Itulah beberapa
alasan mengapa musik seakan tidak ada matinya dari zaman nenek-kakek kita dulu,
sampai sekarang. Musik, selain menghibur, menggambarkan perasaan kita, juga
bisa menjadi “obat” buat seseorang.
Universal
Musik juga menjadi
bahasa universal. Musik bisa dating dari mana saja di belahan bumi ini, dengan
tetap bisa dinikmati orang dimanapun dia berada. Musik seakan tak punya batas
Negara. Negeri tercinta, Indonesia, pun punya berbagai jenis musik, mulai
tradisional sampai modern.
Omong-omong soal musik,
perkembangan musik di Indonesia nggak
kalah lho kualitasnya dari dari musik Barat misalnya. Apalagi, dibanding dengan
zaman dahulu kala, sekarang ini ruang untuk kita bereksplorasi di dunia musik
terbuka lebar.
Buktinya, banyak
band baru bermunculan dan masing-masing mengusung konsep terbarunya. Dalam industry
musik pun, Indonesia punya banyak jenis musik dengan warna yang unik, mulai
dari keroncong, campursari, malayu, jazz, rock, blues, sampai punk.
Jadi, sebenarnya
kita nggak perlu minder kalau memang
menyukai musik bangsa kita sendiri. Sebab, Indonesia terbukti punya warna musik
yang begitu beragam, dan patut dibanggakan.
Kita nggak perlu belagak menyukai musik
Barat, cuma biar dibilang gaul.
Akan lebih sedih
kalau ada anak muda yang malah membentuk perkumpulan haters untuk musik Indonesia. Itu berarti kita nggak menghargai musik negeri sendiri.
Memang sih, nggak salah buat anak muda yang pengin
menikmati musik dari luar negeri. Tetapi alangkah baiknya kalau kita mau ikut
langsung berperan mengembangkan musik bangsa sendiri. Dengan demikian,
pengetahuan musik kita akan lebih kaya.
Tema : Musik bagi kehidupan semua orang
Topik : Musik bagi kehidupan semua orang
dan perkembangannya di Indonesia
III.
Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang berisi tentang suatu proses. ciri-cirinya, paragraf eksposisi ada poin- poinnya, atau tahapan- tahapan.
Menulis Yuk Menulis
Berkali-kali mengirim naskah ke redaksi sebuah
majalah, tetapi tak kunjung dimuat? Kita pasti kecewa, sedih, dan penasaran. Tak
jarang hal tersebut membuat kita patah arang dan ujung-ujungnya malas mencoba.
Pendapat seperti itu, diakui atau tidak, berkecamuk
di dalam benak kita yang pernah mengirim naskah, gambar atau puisi.
Untuk bisa menulis dan dimuat memang membutuhkan
kesabaran. Lalu apa yang bisa kita lakukan agar kita punya daya juang itu?
1. Tetap semangat karena kegagalan naskah
kita bukan karena jelek. Redaksi sebuah majalah, atau koran, tentu menerima
banyak sekali naskah, bukan hanya darimu saja. Dari sekian rarus naskah, yang
masuk tentu pasti banyak yang bagus. Namun karena keterbatasan halaman,
naskah-naskah bagus tersebut harus rela mengantre atau bahkan tidak dimuat.
2.
Belajar
dari naskah yang sudah dimuat. Seperti apa keinginan redaktur perihal gaya
tulisan.
Coba perhatikan, bagaimana rasa
kata, gaya bahasanya, isi naskah, dan tidak lupa sisi aktualitasnya.
Sangat mungkin dari proses
mengidentifikasi karya itu kita bisa menemukan selera redaktur media
bersangkutan.
3.
Pilih
rubrik yang sesuai. Jika kamu tergolong pandai menulis puisi, jangan
buru-buru mengejar rubric lain, seperti cerpen atau lainnya.
Kuasai dulu sampai benar-benar
lancar pada rubric tertentu. Setelah itu, baru bisa berekspresi ke rubrik lain.
4.
Bentuk
kelab menulis. Dengan wadah sebuah kelab menulis, kamu bakal memperoleh
motivasi. Pasalnya, jika ada satu orang yang dimuat, pasti akan membuat yang
lain merasa terpacu untuk mengikuti jejaknya. Dari pertemuan dengan teman
berhobi sama, bisa terlontar ide menarik. Tak ada salahnya sesekali mengundang narasumber
yang berkompoten untuk ngobrol alias
diskusi kepenulisan di komunitasmu.
5. Terus berlatih. Latihan menulis sangat
penting artinya dalam mengasah kemampuan kita dalam hal apa pun. Tak terkecuali
kemampuan menulis. Otot, ingatan, dan kemampuan akan kian terasah. Misalnya,
bagaimana kita menemukan ide, menobservasi, baru mengemas menjadi sebuah naskah
yang enak dibaca. Itu semua dibutuhkan latihan terus-menerus.
Menulislah terus, dimuat atau tidak, tetaplah
menulis. Menulis itu juga mengasah dalam menuangkan ide dengan jelas dan
teratur.
Semakin sering kita menulis, semakin banyak ide yang
bermunculan dari otak kita. Kita menjadi semakin kreatif. Kebiasaan menulis itu
biasanya diiringi dengan kesenangan membaca.
Jadi, kita baru sekali-dua kali gagal dimuat bukan
berarti semuanya telah usai. Usaha terus ya, Jangan pernah patah arang!
Tema : Tips dalam menulis
Topik : Tips menulis naskah rubrik majalah
dengan baik
IV.
Paragraf Deskripsi
Sepuluh Murid Baru
Pagi itu, waktu
aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang
pohon filicium tua yang rindang
meneduhiku. Ayahku duduk di sampingku, memeluk pundakku dengan kedua tangannya
tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orangtua dan anak-anaknya yang duduk
berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang
agak penting : hari pertama masuk SD.
Di ujung
bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kusen pintu itu miring
karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu
berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka
adalah seorang bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A. Harfan Efendy Noor, sang
kepala sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A. Muslimah Hafsari
atau Bu Mus. Seperti ayahku, mereka berdua juga tersenyum.
Namun, senyum Bu
Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang
cemas. Wajahnya tegang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung
jumlah anak-anak di bangku panjang. Ia begitu khawatir sehingga tak peduli pada
peluh yang mengalir masuk ke pelupuk matanya. Titik-titik keringat yang
bertimbulan di seputar hidungnya menghapus bedak tepung beras yang
dikenakannya, membuat wajahnya coreng-moreng seperti pemeran emban bagi
permaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara
kuno kampung kami.
Tema : Hari pertama masuk Sekolah Dasar
Topik : Suasana hari pertama masuk SD
V.
Paragraf Persuasi
Legenda Silverstone
Menyusuri puteran
demi putaran sirkuit balap Silverstone, terbayang betapa besarnya tantangan
yang harus dihadapi para pebalap. Tak heran jika Silverstone menjadi sirkuit
penting yang harus ditaklukkan pebalap. Jika tak sanggup, maka belumlah menjadi
pebalap sejati.
Dengan menggunakan
mobil Alfa Romeo, Kompas berkesempatan
berkeliling putaran balap, akhir Juli lalu. Benyaknya tikungan tajam menukik
menjadi cirri khas Silverstone.
“Bagi kami
pebalap, Silverstone menjadi parameter penting. Setiap pebalap harus merasakan
Silverstone,” kata Alex Lowes (21), pebalap tim Castrol-Honda, di sela-sela
persiapan World Superbike di Silverstone, Inggris.
Silverstone
terletak di daerah Northamptonshire. Dari kota London, Silverstone bisa
ditempuh menggunakan kereta sekitar satu jam. Silverstone digunakan untuk balapan
motor dan mobil. Panjang sirkuitnya 5,9 kilometer dan lebar trek 17 meter.
Silverstone
merupakan sirkuit tertua di Inggris. Awalnya Silverstone adalah lapangan
terbang Inggris saat Perang Dunia II. Setelah perang berakhir pada tahun 1945,
Pemerintah Inggris membiarkan lapangan itu begitu saja. Sebuah perusahaan
otomotif, The Royal Automobile Club, akhirnya mengambil alih dan mengelolanya.
Bagi mereka
Silverstone sangat strategis dan potensial untuk dikembangkan menjadi arena
balap. Tahun 1948, The Royal Automobile Club berhasil mengakuisisi setelah
melobi pemerintah. Begitu akuisisi, mereka langsung menggelar grand prix pada bulan Oktober 1948.
Berbagai renovasi
dilakukan oleh pengelola. Renovasi terakhir dilakukan tahun 2010. Beberapa
fasilitas yang dibangun diantaranya 41 garasi, sarana pengawasan balap dan
podium, tempat pertemuan, pusat media, dan anjungan baru penonton. Total
biayanya mencapai Rp 378 miliar.
Silverstone berada
sekitar 70 kilometer dari kota London. Dari London, pengunjung bisa menggunakan
kereta dengan biaya 12 pucdsterling (sekitar Rp 150.000).
Sekitar sirkuit
merupakan lading gandum yang subur. Hanya ada satu hotel besar di dekat sirkuit
tersebut, yakni Hotel Whittleburry. Setiap kali balapan tiba, di hotel inilah
para pebalap menginap. Tarifnya sekitar Rp 2,2 juta per hari.
Untuk bisa
menikmati adu balap di Silverstone, pengunjung merogok kocek sekitar Rp
300.000. Kapasitas pengunjung mencapai ribuan orang.
Di Inggris,
peminat adu balap, baik motor maupun mobil, cukup banyak. Saat balapan World
Superbike digelar tanggal 31 Agustus lalu, misalnya, ribuan motor pengunjung
memenuhi arena parker Silverstone.
Mereka kebanyakan
adalah kalangan pecinta motor dan adu balap. Mereka dating dengan aksesori
berkendara lengkap, seperti jaket, sepatu, dan kacamata. Penasaran dengan
Silverstone, dating dan rasakan sensasinya…
Tema : Sirkuit Silverstone, sirkuit legenda
di Inggris
Topik : Sensasi Sirkuit legenda Silverstone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar